10 Arsitek Perempuan Indonesia Terbaik dan Inspiratif
Perkembangan profesi arsitek di Indonesia terus menunjukkan sesuatu yang baik dan membanggakan bagi bangsa ini. Berbagai arsitek telah menunjukkan bahwa Indonesia juga ahli pada bidang arsitektur, dengan bermacam karya apik dari tingkat nasional hingga internasional. Sederet nama-nama arsitek pada umumnya yang sering tampak dipermukaan orang awam adalah arsitek pria. Bagaimana dengan perempuan? Apakah ada juga yang sekelas dengan Andra Matin, Ridwan Kamil dan lainnya?
Arsitek perempuan Indonesia tentu saja banyak juga yang membanggakan. Tak kalah spektakuler dan memukau dengan arsitek pria lainnya di Indonesia, arsitek-arsitek perempuan Indonesia ini juga memiliki karya yang patut diapresiasi dan diketahui masyarakat. Berikut ini 10 deretan arsitek perempuan Indonesia yang inspiratif.
1. Daliana Suryawinata
Arsitek perempuan Indonesia yang pertama dibahas pada artikel ini yaitu Daliana Suryawinata. Daliana akrab dipanggil Dana, ia merupakan seorang arsitek dan urban planner. Arsitek perempuan kelahiran Jakarta ini dikenal sebagai founder SHAU pada tahun 2008 yang ia rintis bersama suaminya sendiri, Florian Heinzelmann. SHAU singkatan dari Suryawinata Heinzelmann Architecture and Urbanism merupakan firma arsitektur dan tata kota berskala internasional, kantornya terletak di Belanda, Jerman dan Indonesia.
Pendidikan arsitektur Daliana dimulai dari S1 di Universitas Tarumanegara, Jakarta. Kemudian setelah menyelesaikan kuliahnya, ia bekerja selama setahun di Indonesia. Beberapa tahun kemudian ia melanjutkan studi S2 di Berlage Institute, Belanda. Daliana sebenarnya tidak pernah menyangka akan berprofesi sebagai arsitek. Awalnya ia berkeinginan menjadi seorang graphic designer. Tetapi hal itu tak sejalan dengan keinginannya ketika Ibu Daliana menyarankannya untuk mengambil kuliah arsitektur. Alasan ibunya mempertimbangkan hal itu karena arsitektur bisa melatih kontruksi proses berpikir dan memudahkan Daliana nantinya lebih mudah ke bidang apapun.
Setelah memperoleh gelar master di Berlaige Institut, karirnya mulai menjulang sebab ia bekerja di perusahaan konsultan arsitek dan urban planner terkenal di Belanda, OMA (Office for Metropolitan Authorities), USH, dan MVRDV. Kemudian ia merintis SHAU yang juga memiliki peranan penting dalam perbaikan tata kota di Jakarta, bahkan menciptakan konsep Jakarta Super Kampung 2045.
Berkat kerja kerasnya di perusahaan SHAU, ia sukses mendesain dan membangun berbagai bangunan ikonik bahkan mendapatkan berbagai penghargaan internasional bergengsi di bidang arsitektur. Salah satu karya uniknya yaitu Bima Micro Library memenangkan penghargaan terbaik pada Architizer A+Awards, bahkan karya ini juga masuk nominasi dalam perhelatan arsitektur ternama Aga Khan Awards 2019. Selain itu, karya terbarunnya Microlibrary Warak Kayu juga kembali meraih penghargaan Popular Choice Winners pada perhelatan Architizer A+Award 2020 dalam kategori Institutional-Libraries. Jika penasaran dengan desain-desain ciamik lainnya dari Daliana Suryawinata, kamu bisa mengunjungi halaman website SHAU.
2. Avianti Armand
Avianti Armand adalah seorang arsitek perempuan Indonesia yang juga seorang penulis, kurator, dan penyair. Terbilang unik sebab jarang seorang arsitek yang gemar menulis. Perempuan kelahiran Jakarta, 12 Juli 1969 ini berprofesi menjadi seorang arsitek sejak tahun 1992. Avianti pernah mendapat penghargaan dari Ikatan Arsitektur Award 2008 untuk karyanya yang disebut Rumah Kampung. Rumah Kampung ini merupakan hasil desainnya bersama dengan suaminya sendiri, Terry Armand. Walaupun ia bertahun-tahunbekerja sebagai arsitek, masyarakat lebih mengenalnya sebagai penulis fiksi dan puisi. Hal ini yang membuatnya unik dan berbeda dengan arsitek-arsitek perempuan lainnya di Indonesia. Beberapa bukunya pun telah terbit dan memiliki banyak peminat bahkan mendapatkan penghargaan. Salah satunya yaitu buku yang berjudul Perempuan yang Dihapus Namanya sebuah buku kategori puisi yang menerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa.
Selain itu ia juga membuktikan bahwa profesi arsitek dan menulis sastra dapat dgabungkan dalam satu karya. Sebut saja, bukunya Arsitektur Yang Lain yang ia tulis berisi tentang kumpulan esai mengenai arsitektur yang dikemas dengan gaya bertutunya berupa kata-kata yang lebih puitis. Menarik bukan?
Bukan hanya penghargaan dalam bidang arsitektur yang ia raih, dalam bidang sastra pun ia sangat aktif dan mendapatkan banyak penghargaan untuk karya tulisannya.
3. Imelda Akmal
Selain Avianti Armand yang memiliki kegemaran di dunia tulis-menulis. Arsitek selanjutnya yaitu Imelda Akmal yang merupakan seorang arsitek sekaligus aktif sebagai penulis bidang arsitektur. Ia pun bisa membuktikan bahwa kolaborasi bisnis publikasi arsitektur dengan dunia arsitektur juga bisa dilakukan dengan hasil yang sukses dan baik.
Imelda Akmal merupaka lulusan S1 di Universitas Trisakti jurusan arsitektur. Kemudian ia melanjutkan studi pada bidang interior di Melbourne Intitute of Technology di Australia. Di sana ia sekaligus mengambil program MBA di Swinburne University.
Pada tahun 2004 ia mendirikan Imelda Akmal Architecture Writer Studio, sebuah firma yang fokus pada penulisan dan media arsitektur dengan tujuan memperkenalkan arsitek dan karyanya kepada masyarakat lokal maupun internasional melalui buku. Studio ini telah menghasilkan berbagai karya-karya yang bagus dan sangat dikenal pada bidang arsitektur. Sebut saja salah satunya yaitu Archinesia Bookgazine yaitu sebuah majalah arsitektur bergengsi di Indonesia yang berisi arsitek-arsitek Indonesia dengan karya mereka.
4. Wendy Djuhara
Wendy Djuhara adalah salah satu arsitek perempuan di Indonesia yang dikenal selalu bekerja sama dengan suaminya yaitu Ahmad Djuhara. Mereka mendirikan firma arsitektur yang dinamakan djuhara+djuhara pada tahun 1998. Wendy Djuhara merupakan lulusan arsitektur pada tahun 1988 dari Universitas Katolik Prahyangan, Bandung.
Karirnya diawali sebagai seorang arsitek di PAI (Paramita Abirama Istasadhya) selama 10 tahun dan aktif dalam Forum Arsitek Muda Indonesia. Saat ini disibukkan merintis firma Djuhara+djuhara dan melahirkan berbagai karya desain yang ciamik. Bahkan Wendy Djuhara pun pernah menyabet beberapa penghargaan internasional. Salah satu karyanya yaitu Sekolah Taman Kanak-kanak “Shining Star School” berhasil mendapatkan penghargaan World Architecture Festival Barcelona 2010.
5. Melissa Liando
Arsitek perempuan Indonesia selanjutnya adalah Melissa Liando. Sama dengan Wendy Djuhara dan Daliana Suryawinata, ia juga bekerja sama dengan suaminya dalam mendirikan sebuah firma arsitek yaitu Csutoras & Liando. sebuah firma yang mereka rintis ini berada di tiga negara di antaranya Indonesia, Inggris, dan Australia.
Pada tahun 2002, Melinda mengenyam pendidikan arsitekturnya di University of Technology Sidney, Australia dalam bidang interior desain. Kemudian melanjutkan studi di Delft University of Technology, Belanda. Setelah ia lulus, ia bekerja dalam sebuah frma arsitektur di London, Grimshaw Architect sejak 2008 dan tahun 2010 bekerja di Cottrell & Vermeulen Architecture. Kemudian ia pun mencoba membuat firma arsitektur sendiri bersama dengan suaminya Laszlo Csutoras. Proyek yang mereka kerjakan bercakupan luas mulai dari desain interior, renovasi hingga bangunan skala besar.
Beberapa karya apiknya telah membanggakan negeri dan membuat kagum masyarakat. Sebut saja, sebuah bioskop temporer di Kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Bangunan ini sempat membuat heboh dan kagum masyarakat loka karena desain bioskop yang unik berbeda dengan biasanya. Bioskop keren ini adalah bagian dari sebuah event yaitu Kineforum Misbar yang diadakan pada Desember 2013 lalu.
Baca Juga: 10 Arsitek Indonesia Terkenal dan Mendunia
6. Gabi Osri
Gabi Osri yang memiliki nama asli Osrithalita Gabriela adalah seorang arsitek yang merupakan co-founder dari Ago Architecture bersama dengan Abimantra. Gabi memiliki pengalam lebih dari 8 tahun sebagai arsitek dan juga aktif sebagai peneliti bangunan.
Ia mengenyam pendidikan S1 jurusan arsitektur di Universitas Trisakti, Indonesia. Kemudian melanjutkan studinya di luar negeri yaitu di National University of Singapore pada jurusan Building Performance and Suistainability. Sebelum mendirikan Ago architecture bersama Abimantra, ia pernah bekerja sebagai arsitek di firma arsitek Jakarta, AplusA Architect. Kemudian pada tahun 2018, mencoba membuat Ago Architects yang kantornya berada di Jakarta. Firma ini berfokus pada konsep hunian yang berkelanjutan (suistainable living) dengan tujuan mencari cara dan solusi dalam memaksimalkan ruang dan material untuk hidup lebih sehat.
7. Fauzia Evanindya
Fauzia Evanindya merupakan salah satu arsitek muda perempuan Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu arsitek sebagai founder firma arsitektur bernama FFFAAARRR. Fauzia merupakan lulusan arsitek dari Universitas Indonesia. Selama empat tahun ia bekerja di Studio Andra Martin, ia memutuskan untuk melanjutkan studi S2 di USA dan mengambil beberapa job di perusahaan arsitek di sana.
Saat ini Fauzia disibukkan dengan mengelola firma arsitektur yang ia dirikan bersama dengan rekan-rekannya, Ando Kaliandi dan Azalia Maritza. Mereka adalah teman sekampus dan sering mengerjakan beberapa projek bersama, kemudian mereka mumutuskan bekerja sama membentuk firma sendiri pada tahun 2017 yaitu FFFAAARRR. Perusahaan ini cakupannya luas mulai daei desain interior, rumah pribadi, renovasi, detail dan lainnya.
8. Nabila Larasati Pranoto
Nabila Larasati Pranoto adalah salah satu arsitek muda milenial Indonesia. Nabila menyelesaikan pendidikan S1 sekaligus S2 di usia yang masih muda, tepatnya di Singapore University of Technology and Design melalui beasiswa penuh dari kampus tersebut. Ia pernah mengharumkan nama Indonesia melalui ajang penghargaan arsitektur tingkat internasional yang setiap tahunnya diselenggarakan oleh Prix de La Foundation dalam kategori “Architecture and Sea Level Rise” Leonard de Vinci Promotion, lewat karyanya yang berjudul A Living Organism.
Saat ini Nabila bekerja sebagai desainer di WOHA Architects. Selain menekuni profesi arsitek, ia juga tertarik dengan literatur, fashion dan fine arts. Ia juga pernah mendesain sebuah cover buku dari karya Dr.Nova Riyanti Yusuf yang berjudul Jelajah Jiwa Hapus Stigma-Autopsi Psikologis Bunuh Diri Dua Pelukis. Jika kalian penasaran dengan karya-karya apik lainnyadari Nabila Larasati. Kamu bisa cek di websitenya di nabilapranoto.com
9. Azalia Maritza
Arsitek perempuan Indonesia selanjutnya bernama Azalia Maritza. Azalia menyelesaikan studi S1 di Universitas Indonesia pada tahun 2011. Internship pertama yang pernah ia ikuti yaitu di Popo Danes Architect. Setelah lulus kuliah, Azalia kemudian menerima pekerjaan perama di PT Ecxelso Multi Rasa sebagai Project Leader.
Bersama dengan Fauzia Evanindya dan Ando Kaliandi, ia mendirikan sebuah firma arsitektur bernama FFFAAARRR yang telah berjalan hampir 4 tahun sejak 2017.
10. Gathi Subekti
Perempuan yang satu ini adalah seorang arsitek Indonesia yang merupakan salah satu menggagas komunitas “Perempuan Berarsitektur”. Kelompok Perempuan Berarsitektur ini adalah sebuah bentuk bukti eksistensi perempuan-perempuan Indonesia dalam dunia arsitektur. Selain aktif mengembangkan komunitas Perempuan Berarsitektur, saat ini ia juga merupakan head of design dari Arkana Architects.
Baca Juga: Biaya Jasa Arsitek Mahal? Segini Jasa Arsitek Indonesia, 3 Digit!
Demikianlah beberapa nama arsitek perempuan Indonesia yang terbaik dan tentunya menginspirasi, Mereka pun tidak kalah jagonya dengan arsitek-arsitek pria, bahkan dikenal sampai internasional lho. Keren kan?Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Leave a Reply